Sepengal Kisah

Kalau Penulis adalah Matahari maka Pembaca adalah Hujan. Kita Butuh Keduanya untuk Membuat Pelangi

Senin, 17 Februari 2014

Dilema Kerokan

      Seperti biasa, setiap tulisan yang ua buat pasti berhubungan dengan saya tentunya. Begitupun pada kesempatan kali ini.

       Berhubung baru habis pulang liburan, dan disana diterpa cuaca yang lumayan ekstrem, seperti hujan abu maka drop deh kondisi badan, diperparah menjadi "anak beru" dirumah nenek maka ua selalu berhubungan dengan air (read: mencuci piring) maka masuklah angin yang tak diundang. (read: masuk angin). Jadi saran dari "tetangga-tetangga" yang tidak bertanggung jawab mengatakan "udah.. dikerokin aja. Pasti keluar anginnya". Nah, dari ucapan tersebut munculah dilema.

"Kerokan dapat menyembuhkan masuk angin"

     FAKTA atau MITOS. Setelah di searching melalui sumber yang dapat dipercara, maka munculah fakta yang mengejutkan bahwa statement tersebut adalah MITOS.


Prinsipnya, makin merah bekas kerokan, makin parah masuk angin yang terjadi. Sehingga kerokan yang merah hingga hitam itu dipercaya akan menghilangkan masuk angin. Walaupun terasa manjur bagi beberapa orang, ternyata kerokan menyimpan potensi bahaya.

Menggosok permukaan kulit berkali-kali dengan ujung benda tumpul seperti uang logam dapat membuat pembuluh darah melebar. Hal ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah. (www.vemale.com)

        Pecahnya pembuluh darah sangatlah fatal karena dapat menyebabkan kematian. Kan enggak lucu kalau kita meninggal karena dikerokin, ya walaupun banyak orang yang sudah kerokan, dan baik-baik saja. Ya kematian itu kan  rahasia Allah. Tapi tidak ada salahnya mencegah kan?

            Jadi apa yang harus kita lakukan jika masuk angin?

           Daripada kerokan, lebih baik baluri tubuh dengan minyak kayu putih atau minyak hangat agar terasa lebih nyaman. Mengonsumsi minuman atau makanan hangat juga bisa membantu tubuh nyaman sekaligus meningkatkan daya tahan.